Social Items

Sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di kerajaan Bone

SEMINAI

Sejarah Berdirinya Kerajaan Bone- Untuk mencari tahu mengenai sejarah berdirinya kerajaan Bone hampir nir terdapat bukti fisik yang bisa ditelusuri sebagai penentu kapan sejarah awal Kerajaan Bone didirikan, sejarah kerajaan Bone ditelusuri menggunakan mengandalkan tulisan-goresan pena kuno yg terdapat pada lontara. Tetapi hanya sedikit informasi yg dihasilkan berdasarkan penggalian sejarah melalui lontara yang dianggap sebagai sebuah warta, bahkan tentang dari usul Manurung-e (mnuruGE) disinyalir menjadi mitos yg berkembang atau sebuah dongeng yang bersumber berdasarkan "Sure La Galigo" (suer I gligo) dan budaya kata warga Bone. Tetapi, selesainya era kepemimpinan Manurung-e pencerahan akan perlunya pencatatan sejarah kerajaan Bone sepertinya mulai menerima perhatian spesifik yang ditandai dengan impian pihak kerajaan juga masyarakat luas melakukan penulisan silsilah dan keturunan raja-raja, hal ini terbukti menggunakan adanya lontara yg ditulis menggunakan cermat sehingga kesahihannya bisa dipertanggung jawabkan.

Sebagai cross check untuk menentukan tahun kapan berdiri kerajaan Bone dari lontara, maka perlu juga melihat singkronya peristiwa-peristiwa alam yg tertulis pada pararaton atau prasasti pada bekas reruntuhan kerajaan Majapahit di Jawa Timur menggunakan insiden yg terjadi di kerajaan Bone. Hal ini setidaknya memberikan gambaran buat membuat sejumlah perkiraan buat mengungkap masa awal kerajaan Bone.

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan keliru satu kerajaan besar di nusantara pada masa kemudian. Kerajaan Bone yg dalam catatan sejarah didirikan sang ManurungngE Rimatajang dalam tahun 1330. Kerajaan Bone mencapai zenit kejayaannya dalam masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17.

Raja Bone pertama yang masuk Islam merupakan raja Bone ke-XI yg bernama Latenri Rawe Bongkang. Setelah masuk Islam beliau bergelar Sultan Adam. Sejarah masuk Islamnya raja Bone diawali menurut sudah didahuluinya kerajaan Gowa pada memeluk kepercayaan Islam. Saat raja Bone belum masuk Islam kerajaan Bone belum dipercaya sederajat oleh kerajaan Gowa yang tak lain merupakan kerajaan tetangga pada wilayah Sulawesi.

Maka buat menyikapi perilaku demikian diutuslah seseorang menteri menurut Bone buat mengungkapkan hal tadi kepada rajanya bahwa kerajaan Bone nir dipercaya setara sang kerajaan Gowa yg telah memeluk Islam dan mengajak kerajaan Bone buat ikut bersama memeluk kepercayaan Islam. Raja Bone menggunakan tegas menolak ajakan menurut raja Gowa. Penolakan tersebut akhirnya berujung dalam peperangan antara kerajaan Bone dan Gowa. Peperangan ini dari pandangan raja Gowa adalah peperangan antara Islam & kaum kafir. Dalam peperangan itu kerajaan Bone menyerah kalah lantaran tak sanggup menghadapi agresi dari kerajan Gowa, selanjutnya raja Bone memeluk Islam yg diikuti oleh rakyatnya.

Perkembangan Ajaran Islam pada Bone

Raja Bone terhitung sangat giat mengajak rakyatnya untuk memeluk Islam bahkan sampai penduduk di pelosok desa pun. Raja-raja Bone yang telah masuk Islam terkenal keras dalam melaksanakan agama Islam.

Dalam bidang politik dan tata kerajaan Bone pada masa lalu sangat menjunjung tinggi nilai demokrasi atau kedaulatan masyarakat. Sistem demokrasi ini dibuktikan menggunakan penerapan representasi kepentingan warga melalui Iembaga perwakilan mereka di pada dewan adat yg diklaim dengan ?Ade Pitue? Atau tujuh orang pejabat istiadat yg bertindak sebagai penasehat raja. Segala sesuatu yang terjadi dalam kerajaan dimusyawarahkan oleh Ade Pitue dan output keputusan musyawarah tadi kemudian disampaikan pada raja buat dilaksanakan. Ade Pitue ini pada masa kini seperti halnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

lambang kerajaan
Selain itu di dalam penyelenggaraan pemerintahan kerajaan sangat mengedepankan azas kemanusiaan dan musyawarah. Prinsip ini berasal dari pesan Kajaolaliddong seorang cerdik cendikia di kerajaan Bone yang hidup pada tahun 1507-1586, pesan Kajaolaliddong pernah disampaikan kepada Raja Bone seperti yang dikemukakan oleh Wiwiek P .Yoesoep (1982 : 10) bahwa terdapat empat faktor yang membesarkan suatu kerajaan yaitu:

  1. Seuwani, Temmatinroi matanna Arung MangkauE mitai munrinna gauE = Mata Raja tak terpejam memikirkan akibat segala perbuatan.
  2. Maduanna, Maccapi Arung MangkauE duppai ada’ = Raja harus pintar menjawab kata-kata.
  3. Mate/lunna, Maccapi Arung MangkauE mpinru ada’ : Raja harus pintar membuat kata-kata atau jawaban.
  4. Maeppa’na, Tettaka/upai surona mpawa ada tongeng = Duta tidak lupa menyampaikan kata-kata yang benar.

Pesan Kajaolaliddong ini mempunyai makna yang mendalam bagi seseorang raja, bahwa betapa pentingnya perasaan, pikiran dan kehendak rakyat buat dipahami & disikapi menggunakan baik sang seorang pemimpin atau raja.

Kerjaan Bone pada pandangan kerjasama dengan daerah lain, & pendekatan diplomasi dipercaya sebagai bagian penting pada bisnis buat membentuk kebesaran negeri agar menjadi lebih baik. Pengaplikasian terhadap pandangan mengenai kerjasama ini terlihat berdasarkan sejarah bahwa dulu kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng melakukan perjanjian & ikrar beserta yg dikenal menjadi TeIlum Poccoe atau dengan istilah lain ?LaMumpatue Ri Timurung? Yang bertujuan buat memperkuat posisi kerajaan-kerajaan tersebut dalam menghadapi tantangan dari luar Sulawesi.

Kerajaan Bone pula banyak memetik sari pati ajaran Islam dalam menghadapi kehidupan, menjawab tantangan pembangunan dan pada menghadapi perubahan-perubahan yg semakin cepat. Namun yg terpenting adalah bahwa semangat religiusitas orang Bone bisa menjawab perkembangan zaman menggunakan segala bentuk perubahan & dinamikanya.

Perkembangan Dan Masa Keemasan

Kerajaan Bone mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17, pada masa pemerintahannya kerajaan Bone yang memiliki potensi yang besar dapat memanfaatkannya bagi pembangunan demi kemakmuran rakyat. Dengan potensi yang beragam seperti dalam bidang pertanian, perkebunan, kelautan kerajaan Bone berhasil memakmurkan rakyatnya ditambah dengan kekuatan militer yang semakin kuat setelah belajar dari lemahnya pertahanan saat kalah menghadapi kerajaan Gowa.

Pergolakan Dan Runtuhnya Kerajaan

Kesultanan Bone menjadi yang terkuat di seantero Sulawesi setelah jatuhnya Kesultanan Gowa, dengan kondisi yang demikian kerajaan Bone kembali ketujuan awal ingin menjadi kerajaan yang dan menyebarkan pengaruh ke seluruh Sulawesi, akhirnya kerajaan Bone berhasil mengajak Kesultanan Luwu, Kesultanan Soppeng dan sejumlah negara kecil lain untuk bersekutu dengan Bone. Setelah peralihan kekuasaan dari Inggris ke Belanda, suasana masih tetap damai, namun keadaan ini berubah ketika Sultan Bone meninggal pada tahun 1823, dan digantikan oleh saudarinya Aru Dam yang bergelar l-Maneng Paduka Sri Ratu Sultana Salima Rajiat ud-din,

Pada masa pemerintahan Aru Datu kerajaan Bone mencoba merevisi Perjanjian Bongaya. Gub Jend. G.A.G.Ph. Van der Capellen antara tanggal 8 Maret sampai 21 September 1824 mengadakan lawatan ke Sulawesi dan Kepulauan Maluku, seluruh penguasa datang menaruh penghormatan jua termasuk perwakilan Ratu Bone, kecuali penguasa Suppa dan Tanete. Van der Capellen melihat bahwa perundingan dengan negara-negara tersebut tidak akan membawa keuntungan apapun & memutuskan buat kembali ke Batavia, sekembalinya ke Batavia, sebuah ekspedisi dipersiapkan buat menghukum Bone menggunakan sekitar 500 prajurit diberangkatkan membawa 4 meriam, 2 howitzer, bersama 600 prajurit pembantu menurut pribumi.

Leman kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers kala itu menjadi pimpinan pasukan yg dikirim buat menghukum Bone, Meskipun pasukan tersebut telah mendekati kerajaan, pasukan tadi masih saja gagal waktu akan mendarat karena adanya gerakan perlawanan dari Tanete dengan asa dapat memukul mundur sebelum penyerbuan ke ibukota dilakukan oleh pasukan Belanda, Hubert de Stuers akhirnya berhasil menduduki kerajaan dengan susah payah, karena kalah pada pertempuran Aru Datu lalu menyerahkan diri & diasingkan dipedalaman oleh Belanda. Meskipun demikian Aru Datu permanen melancarkan aksi serangan walau pada pengasingan walau akhirnya serangan-serangan yg dibangun selalu dapat ditumpaskan sang pasukan Belanda.

Itulah sejarah singkat berdirinya Kerajaan Bone & masuknya Islam pada kerajaan Bone semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat pada jadikan asal referensi yg terpercaya buat pembaca. Terima kasih

Rekomendasi