Perkembangan pertama ilmu gizi sebagai cabang ilmu yg berdiri sendiri terjadi dalam tahun 1926, ketika Mary Swartz Rose dikukuhkan menjadi Propesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Tetapi perhatian mengenai hal ini sebetulnya sudah terjadi sejak zaman purba.
Sejarah Gizi |
Zaman Purba
Manusia sudah menyadari pentingnya makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Manusia mempunyai pandangan baru-wangsit yang masih kabur tentang kuliner yang berwujud tabu, kekuatan magis & nilai-nilai menyembuhkan.
Zaman Yunani
Hippocrates (400 SM), mengibaratkan kuliner menjadi panas yg diharapkan insan. Anak-anak yang sedang tumbuh membutuhkan banyak panas, oleh karena itu mereka mebutuhkan poly kuliner.
Abad 16
Carnaro (1464-1566) & Francis Bacon (1561-1629) berpendapat bahwa ?Makanan yang diatur menggunakan baik dapat memperpanjang umur?.
Abad 18
Antoine Lavoisier (1743-1794)
Merupakan orang yg pertama yang menilik hal-hal yg berkaitan dengan penggunaan tenaga makanan yg meliputi proses pernapasan, oksidasi dan calorimeter dengan menggunakan guinea pig (homogen kelinci) sebagai binatang percobaannya.
Lavoisier mengukur pengguanaan oksigen oleh manusia pada keadaan puasa dan istirahat yang sekarang ini dikenal menggunakan Basal Metabolisme. Dia jua menampakan bahwa konsumsi Oksigen semakin tinggi diatas basal dengan menurunnya suhu, pencernaan kuliner & latihan fisik.
Abad 19
a. Magendie (awal abad 19)
Seorang pakar kimia Prancis buat pertama kali dapat membedakan antara barbagai macam zat gizi pada bahan kuliner, yaitu karbohidrat, lemak, & protein.
B. Leibig (1803-1873)
Seorang pakar kimia menurut Jerman menemukan bahwa karbohidrat, lemak dan protein dioksidasi dalam tubuh & membuat panas atau energi.Beliau juga menyimpulkan bahwa makanan seimbang harus mengandung protein, karbohidrat & lemak.
C. Tahun 1808 ditemukan kalsium, diharapkan buat penggumpalan darah.
D. Volt (1831-1908)
Seorang murid Liebig menemukan bahwa metabolisme protein nir ditentukan oleh kerja otot & bahwa banyaknya metabolisme pada sel menemukan banyaknya konsumsi oksigen.
Baca juga:
- Konsep dasar ilmu Gizi
- Zat-zat Pada Malanan
e. Boussigault
Menemukan zat besi sebagai zat esensial, yang pada tahun 1840 penggunaan zat besi untuk menyembuhkan anemia mendapat pengakuanf. Ringer (1885)
Mengemukakan bahwa larutan yang mengandung natrium klorida, kaliurn dan kalsium klorida di perlukan untuk mempertahankan integritas fungsional.g. Attwater dan Bryant (1899)
Ilmuwan Amerika pertama, dia menciptakan alat kalorirnetri pertama yg bisa digunakan untuk menyekidiki pertukaran energi manusia. Beliau pula merupakan orang yang pertama menerbitkan Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Abad 20
Ilmu gizi semakin menampakkan diri dengan banyaknya penelitian yang dilakukan tentang pertukaran energi & sifat-sifat bahan kuliner pokok.
a. Awal abad 20 pengakuan terhadap ikatan organic dalam jumlah sangat kecil dalam bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh yang kemudian dikenal sebagai vitamin.
B. Lind berdasarkan Inggris telah menulis mengenai penyakit Scurvy, yg lalu dikenal sebagai penyakit dampak kekurangan vitamin c. Eykman, menemukan bahwa selaput luar beras (aleuron) mengandung zat yang bisa mencegah dan menyembuhkan beri-beri.
d. Mc Collum (1913) menemukan vitamin A, hal ini menandakan era Vitamin dalam penelitian gizi.
Sebagaimana halnya sejumlah ilmu-ilmu lain, ilmu gizi jua berkembang pesat sehabis Perang Dunia (PD) II.
Perkembangan itu telah berhasil mengidentifikasi banyak penyakit gangguan gizi misalnya xerofthalmia dan gangguan gizi lain dampak defisiensi kalori dan protein, zat besi, defisiensi yodium, beserta cara-cara menanggulangi berbagai gangguan itu.
Perkembangan Gizi Indonesia
Sedangkan perkembangan ilmu gizi pada Indonesia berkembang pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun aneka macam upaya telah dilakukan mengikuti anjuran World Health Organization (WHO) & Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yaitu dikembangkannya Pedoman pola hidangan seimbang yang dikenal dengan Pedoman Menu 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Ilmu Gizi Prof. DR. Dr. Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat Depkes. Pedoman ini pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yg memuat 13 pesan dasar gizi seimbang.
Sejak Pelita II masih ada kebijakan nasional tentang program pemugaran gizi menjadi penerapan konsep WHO yaitu Applied Nutritional Programme (ANP) yg ditegaskan melalui Intruksi Presiden (INPRES) No. 14 tahun 1974, yaitu yg dikenal menjadi acara Upaya Perbaikan Gizi Keluarga.
Sejak waktu itu acara gizi dijalankan secara nasional dengan mengadakan kerja sama lintas sektor yaitu Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pendidikan Nasional & Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Evaluasi secara periodic dilaksanakan secara nasional setiap 2 tahun yg dikenal menggunakan rendezvous Widya Karya Pangan & Gizi dibawah prakarsa Depkes. Akhirnya bisa dicatat kemajuan lain berupa dibentuknya Jaringan Informasi Pangan & Gizi (JIPG) yg saat ini berfungsi menjadi pusat informasi mengenai perkembangan penyediaan dan konsumsi pangan yang berguna bagi perencanaan pengelolaan & penilaian acara pangan dan gizi. Banowati (2014, Hlm 3-6)
DAFTAT PUSTAKA
Lilis Banowati, Ilmu Gizi Dasar, 2014. Jogjakarta. Deepublish
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.