Berkuda
Berkuda biasanya sporadis dilakukan sang warga kita dalam masa sekarang. Namun, aktivitas ini sudah ada sejak zaman dulu. Dahulu, kuda hanya digunakan sebagai indera transportasi kerajaan dan peperangan juga buat keperluan bertani atau lainnya. Kini, seiring dengan perkembangannya, kuda sudah sebagai alat buat berolahraga. Oleh sebab itu, lahirlah olahraga berkuda.
A. Sejarah
Asal muasal kegiatan olahraga berkuda yaitu saat masyarakat Indonesia menunggang kuda buat berburu di hutan. Bahkan, aktivitas ini masih berlangsung sampai kini di beberapa loka misalnya di Nusa Tenggara Barat atau Nusa Tenggara Timur. Pada masa penjajahan Belanda, olahraga berkuda dikenal sang rakyat melalui pacuan kuda yang diadakan dalam hari- hari pasar atau ulang tahun Ratu Belanda.
Kemudian, berkembanglah sentra-sentra pacuan kuda pada berbagai wilayah yang melahirkan kuda-kuda pacu khas lokal pada Sumatera Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa tenggara, Timur dan Barat, seperti kuda sumba, kuda Minahasa, kuda batak, kuda sadel, kuda priangan, & lain-lain.
Lomba berkuda mulai dikenal melalui pasukan Belanda dengan perlombaan lompat rintangan. Pada masa itu, organisasi atau perkumpulan olahraga pacuan kuda sudah mulai terbentuk pada tiap wilayah. Organisasi yang terkenal pada ketika itu adalah Bataviaseen Buitenzorgse Wedloop Sociteit (BBWS), Minahasa Wedloop Societeit (MWS), Preanger Wedloop Sociteit (PWS).
Olahraga berkuda pertama kali tampil dalam Olimpiade merupakan pada tahun 1912 pada Stockholm. Tetapi, waktu itu hanya diperbolehkan diikuti sang petugas kavaleri Iaki-laki saja. Pada akhirnya, tahun 1952, nomor putri pun mulai dipertandingkan dalam cabang olahraga berkuda. Selain Olimpiade, cabang olahraga berkuda pun dipertandingkan dalam kejuaraan internasional lainnya, seperti Asian Games, SEA Games, FEI World Challenge, & lain-lain.
Baca juga:Angkat Besi; Sejarah, Teknik Dasar, Peralatan, Sistem Peraturan dan Ukuran Lapangan
b. Teknik Dasar
Pacuan kuda adalah olahraga berkuda yang sudah ada sejak berabad-abad yg kemudian. Kegiatan ini dilakukan oleh seorang joki yg menunggangi atau mengendarai kuda sampai mencapai garis finish menggunakan secepat-cepatnya dalam lintasan yang telah dipengaruhi. Walaupun terlihat gampang, tapi menunggangi kuda nir semudah yg ditinjau. Butuh kemampuan yang baik dan dominasi teknik yg mumpuni dalam mengendalikan kuda.
Hal pertama yg dipelajari pada menunggangi kuda adalah bagaimana cara duduk yang sahih. Agar penunggang & yg ditunggangi merasa nyaman, berat badan penunggang kuda berada pada atas punggung kuda. Hal ke 2 merupakan bagaimana cara menggerakkan kuda. Kuda digerakkan menggunaakan betis & diberhentikan menggunakan menarik tali tuntunan.
Lunging atau longer merupakan berlatih berputar mengelilingi instruktur yg membantu mengendalikan kuda memakai tali panjang. Kurang lebih 7 meter, yang dihubungkan ke bagian verbal kuda. Lamanya proses belajar lunging tergantung kemampuan masing-masing orang, sampai akhirnya pelatih melepaskan buat berlatih tanpa lunging.
Jika sudah mampu mengendalikan kuda menggunakan baik, tentunya porsi latihan akan ditambah hingga akhirnya mampu mengikuti pertandingan. Dari sini, terlihat minat & kemampuan seorang sampai akhirnya bisa diarahkan untuk prestasi. Penunggang yg menyukai berkuda estetika & keluwesan umumnya akan memilih angka Dressage, pada mana penunggang akan melatih kudanya buat melakukan manuver gerakan yg rumit dengan isyarat tangan, kaki, atau kecondongan berat badan.
Kemudian, yg lebih senang beraksi umumnya akan menentukan Show jumping. Yang menyukai berkuda hanya buat kesenangan dan berpariwisata umumnya akan memilih Endurance. Sementara yg mempunyai bakat atau kemampuan ke banyak sekali nomor akan diarahkan ke Eventing.
Baca juga: Voli Panati: Sejarah, Teknik Dasar, Peralatan, Sistem Peraturan dan Ukuran Lapangan
c. Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan yang harus diketahui juga menjadi pelindung buat keselamatan merupakan perlengkapan harus dimiliki seseorang penunggang kuda, di antaranya menjadi berikut.
- Standard safety helmet atau helm
- Boot atau sepatu tunggang
- Pelindung dada
- Race atau kacamata
- Cemeti atau pecut
- Celana panjang yang pas agar tidak mudah terjepit.
- Sementara untuk kudanya sendiri dibutuhkan peralatan seperti berikut.
- Saddle atau pelana kuda
- Saddle pad atau alas pelana kuda
- Stirrup atau sanggurdi
- Adjustable stirrup straps atau tali sanggurdi
- Girth atau tali perut/amben
- Head bridle sarungan kepala
- Bite atau kendali besi
- Reins atau tali kekang
- Martingal vertikal dan martingal horizontal, alat ini dipakai untuk mengendalikan kuda
- Lead rope atau taIi untuk tuntunan kuda
Seluruh alat-alat dibentuk secara khusus & diubahsuaikan dengan kebutuhan penunggang dan kudanya tersebut, seperti untuk kuda pacu akan tidak selaras kebutuhannya dengan kuda tunggang biasa, bahkan dengan kuda latihan.
Baca juga: Olahraga Sepeda Lengkap: Sejarah, Teknik Dasar, Peralatan, Sistem Peraturan dan Ukuran Lapangan
d. Sistem Peraturan
Tiga hal yg dinilai pada sebuah kompetisi berkuda merupakan walk (cara berjalan kuda), trot (cara berlari mini kuda), & canter. Sistem pertandingan pada pacuan kuda mengharuskan kuda masuk posisi lima besar agar sanggup meneruskan pada taraf selanjutnya.
Tingkatan tadi merupakan menjadi berikut.
- Maiden Race (balapan untuk kuda pemula)
- Class D Race
- Class C Race
- Class B Race
- Class A Race
- Grade III Race
- Grade II Race
- Grade 1 Race (grade ini merupakan grade tertinggi dalam pacuan. Pada Grade I Race, pesertanya minimal telah masuk Grade (III). Grade 1 dibagi menjadi 2, yakni untuk kuda lokal dan untuk internasional)
Sistem grade ini membuahkan kuda yg tidak loloskan pada kelasnya akan turun ke kelas yg berada di bawahnya. Batasnya hanya sampai Class D Race, ad interim yg gagal masuk 5 besar akan tetap pada kelasnya. Tetapi, bagi kuda unggulan yg benar-benar mengagumkan
pada Maiden Race sanggup eksklusif Grade III Race. Kemudian, buat kampiun Class B & Class A bisa pribadi naik ke Grade II Race. Tetapi, aturan ini nir diberlakukan untuk Grade I Race karena race ini hanya boleh diikuti sang kuda-kuda juara yg sudah mengikuti & sebagai pemenang pada aneka macam kejuaraan.
Untuk umur mengikuti lomba Flat Race (buat Jumping Race tinggal ditambah 1 tahun) adalah menjadi berikut.
- 2 tahun (mulai mengikuti Maiden Race dan memiliki Grade I Race khusus untuk pemula.).
- 3 tahun (bagi kuda yang berhasil di umur 2 tahun, dapat mengikuti kejuaraan 3 Grade 1 Race).
- 4 tahun (masa ini merupakan transisi, kuda sudah harus melawan yang lebih tua dari dirinya. Rata-rata kuda-kuda 4 tahun kalah di tangan kuda-kuda 5 tahun yang telah mahir, baik dari kemampuan maupun usia).
- 5 tahun (masa ini adalah masa emas bagi seekor kuda pacu).
- 6 tahun (masa ini terjadi penurunan, biasanya kuda-kuda juara mulai pensiun dan mulai bereproduksi).
- Pada umumnya, kuda maksimal mengikuti lomba hingga berusia 8 tahun.
E. Ukuran dan Gambar Arena
Panjang lintasan minimal 150 m & aporisma 1200 m. Luas arena standar internasional adalah 90 x 45 meter, dengan alas/ground pasir atau rumput. Berikut galat satu arena paduan berkuda yang masih digunakan.
Daftar Pustaka
Mikanda Rahmani, 2014. Buku super lengkap olahraga. Jakarta timur, Dunia cerdas
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.