Social Items

Pada tulisan ini akan di jelaskan tentang dari mula Demak, sebagai suatu Kerajaan dan hingga sebagai Kerajaan islam. Berikut ini adalah penjelasannya:

Demak sebelumnya adalah sebuah daerah yang dikenal menggunakan nama Bintoro atau Gelagah wangi yang merupakan wilayah kadipaten pada bawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan sentra pemerintahannya di daerah Bintoro pada muara sungai, yg dikelilingi sang wilayah rawa yang luas pada perairan Laut Muria.

Dalam bukunya yang berjudul ?Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara? (1963), Mohammad Ali menulis bahwa pada suatu insiden Raden Patah diperintahkan sang gurunya, Sunan Ampel berdasarkan Surabaya, supaya merantau ke barat dan bermukim pada sebuah loka yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur pada daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah hingga ke wilayah rawa pada tepi selatan Pulau Muryo (Muria), sebuah kawasan rawa-rawa akbar yg menutup laut (atau lebih tepatnya sebuah selat) yg memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa. Kemudian loka tadi dinamai Raden Patah menjadi ?Demak".

sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di Kerajaan Demak

Berdirinya kerajaan Demak sendiri tidak mampu tanggal menurut sejarah kerajaan Majapahit yang berkuasa di pulau Jawa. Majapahit menjadi sebuah kerajaan besar pada Nusantara yg mempunyai Mahapatih Gadjah Mada dengan sumpah Palapanya, kurang lebih akhir abad ke-15 mulai mengalami masa-masa keruntuhannya. Pada ketika itulah secara simpel wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri menurut Majapahit.

Wilayah-daerah yg terbagi menjadi kadipaten-kadipaten tersebut kemudian saling serang dan saling mengklaim menjadi pewaris tahta Majapahit. Pada masa itu arus kekuasaan mengerucut dalam 2 adipati, yaitu Raden Patah yang menerima dukungan menurut Walisongo & Ki Ageng Pengging menerima dukungan dari Syekh Siti Jenar.

Menurut Slamet Muljana (2005), Raden Patah diangkat sebagai bupati sang Prabu Brawijaya dan Gelagah Wangi diganti namanya dengan ?Demak? Dengan mak kota bernama ?Bintara?. Dari nama daerah baru itulah Raden Patah lalu dikenal sebagai Pangeran Bintara di kaki Gunung Muria.

sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di Kerajaan Demak
Peta demak

Setelah merasa kuat lantaran mempunyai wilayah yg strategis & mempunyai dukungan baik dari Walisongo & kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, maka para wali memerintahkan agar Raden Patah menjadikan Demak menjadi kerajaan Islam & memisahkan diri dari kerajaan Majapahit. Tekad buat mendirikan kerajaan Demak yg merdeka menjadi semakin bulat mengingat daerah Demak memiliki peluang buat berkembang pesat menjadi kota besar dan sentra perdagangan.

Raden Patah kemudian mengumpulkan para pengikutnya, baik dari masyarakat Jawa maupun Cina, buat melakukan perlawanan terhadap kerajaan Majapahit. Dalam perlawanan itu, Radeng Patah jua menerima donasi dari beberapa wilayah lain pada Jawa yg sudah memeluk agama Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik. Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Raden Patah pun lalu mendirikan kerajaan Islam Demak.

Dalam cerita yang lain, setelah merobohkan Majapahit, Raden Patah lalu memindahkan seluruh alat upacara kerajaan & pusaka Majapahit ke Demak menjadi lambang permanen berlangsungnya kerajaan kesatuan Majapahit tetapi dalam bentuk baru di Demak.

Ada poly versi mengenai tahun berdirinya kerajaan Demak. Menurut Slamet Muljana pada buku ?Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam pada Nusantara," kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 atau setahun sebelum berdirinya masjid Agung Demak. Sementara kebanyakan sejarawan beropini bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1500. Asumsi yg mereka bangun merupakan bahwa perlu rentang ketika 21 tahun sejak didirikannya Masjid Demak buat menciptakan fondasi kemasyarakatan dan menyusun kekuatan di Demak.

Raden Patah atau Jin Bun adalah keliru seorang keturunan Raja Brawijaya berdasarkan galat seseorang istrinya yang dianggap Putri Cina. Dikisahkan bahwa dalam awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu berdasarkan Dinasti Ming mengirimkan seorang Putri yang cantik pada Raja Brawijaya pada kerajaan Majapahit menjadi tanda persahabatan antara ke 2 negara. Putri yang manis & pandai ini segera merebut perhatian & mendapatkan loka yg istimewa di hati Brawijaya. Semua kemauan yg diinginkan oleh putri manis ini dituruti sang Raja Brawijaya.

Namun karena Ratu Dwarawati, sang permaisuri yg asal menurut Campa, merasa cemburu terhadap Putri Cina tadi, terpaksa Raja Brawijaya memberikan Putri Cina yg sedang mengandung pada Arya Damar yang kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah di Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tersebut dan melahirkan anak pria yg lalu diberi nama Raden Kusen. Dengan demikian maka Raden Patah dan Raden Kusen merupakan saudara sekandung seibu tapi berlainan ayah.

Lantaran menolak buat menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah & Raden Kusen lalu berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal

Brawijaya memberikan Putri Cina yg sedang mengandung kepada Arya Damar yg kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah pada Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tadi & melahirkan anak laki-laki yg lalu diberi nama Raden Kusen. Dengan demikian maka Raden Patah & Raden Kusen merupakan saudara sekandung seibu akan tetapi berlainan ayah.

Lantaran menolak buat menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah & Raden Kusen lalu berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal

dagang yang menuju Surabaya & menjadi santri di pesantren Ampel Denta (Ngampel Denta). Di sana, Raden Patah memeriksa ajaran Islam beserta murid-murid Sunan Ampel yg lainnya seperti Raden Paku (Sunan Giri), Maulana Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kasim (Sunan Drajat). Sementara Raden Kusen kembali ke Majapahit & diangkat sebagai adipati Terung sang Prabu Brawijaya. Di Ngampel Denta, Raden Patah diangkat menjadi menantu oleh Sunan Ampel yg dinikahkan menggunakan cucu perempuannya, anak sulung berdasarkan Nyai Gede Waloka. Setelah

menikah, Raden Patah pindah ke Jawa Tengah & mendirikan pesantren yg diberi nama Glagah wangi, lalu mengajarkan kepercayaan Islam pada penduduk lebih kurang.

Semakin usang pesantren Glagah wangi makin maju & mengakibatkan Prabu Brawijaya menjadi risi apabila Raden Patah mempunyai niat untuk memberontak. Prabu Brawijaya akhirnya memutuskan memberi perintah terhadap Raden Kusen buat memanggil Raden Patah datang ke Majapahit. Setelah Raden Patah sepakat datang ke Majapahit, Prabu Brawijaya malah merasa terkesan dan mengakui kembali Raden Patah menjadi putranya.

Raja-Raja yg Memerintah Kerajaan Demak

Raja-raja yg memerintah pada kerajaan Demak antara Iain:

1. Raden Patah ( 1500-1518)

Nama kecil Raden Patah adalah Pangeran Jimbun dan setelah sebagai raja Raden Patah bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Kerajaan Demak sebagai kerajaan besar dan sebagai sentra penyebaran agama Islam yang krusial Pada masa pemerintahan Raden Patah. Untuk itu atas perintah para wali, dibangunlah Masjid Agung Demak menjadi lambang kekuasaan Islam di wilayah Demak.

Menjadi keuntungan tersendiri bagi Demak waktu jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, dikarenakan posisi Demak menjadi semakin penting, baik pada arti dan peranannya sebagai sentra penyebaran agama Islam juga sebagai penghubung pada perdagangan rempah-rempah yang telah berlangsung ratusan tahun sebelumnya.

Namun, pada sisi lain berkembangnya Demak menjadi sentra perdagangan rempah-rempah pula merupakan ancaman bagi kekuasaan Demak lantaran pasti akan sebagai perhatian menurut Portugis. Oleh karena itu sebelum Portugis datang ke Demak, dalam tahun 1513 Demak terlebih dahulu mengirimkan armadanya buat menyerang Portugis di Malaka dibawa pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah. Serangan yg dibantu sang Aceh dan Palembang itu gagal lantaran kualitas persenjataan yang kurang memadai.

2. Pemerintahan Pati Unus (1518-1521)

Wafatnya Raden Patah Pada tahun 1518 mengakibatkan Pati Unus yg nir Iain merupakan putra berdasarkan Raden Patah itu sendiri menjadi penerus kerajaan. Pati Unus populer menjadi panglima perang yang gagah berani dan jua pemimpin perlawanan terhadap Portugis pada Malaka menggunakan ratusan kapal menurut Jawa. Lantaran keberaniannya itulah dia menerima julukan Pangeran Sabrang Ior. Ia jua terbilang cerdik dalam strategi perang, Pati Unus mengirimkan Katir untuk mengadakan blokade terhadap Portugis pada Malaka, sebagai akibatnya mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makan.

3. Pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546)

Pati Unus tidak memiliki putra. Ketika dia wafat, sehingga tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yg bernama Raden Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah Demak mencapai masa kejayaan. La dikenal sebagai raja yg bijaksana dan gagah berani seperti kakaknya Pati Unus. Wilayah kekuasaan yg berhasil ditaklukkannya bahkan terbilang sangat luas dibandingkan menggunakan masa pemerintahan Raden Patah yaitu meliputi Jawa Timur & Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Raden Trenggono Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat & merencanakan mendirikan benteng Sunda Kelapa buat berlindung dari serangan yang mungkin dilakukan oleh Demak.

Sesuai prediksi oleh Portugis akhirnya dalam tahun 1522 Sultan Trenggono sahih-benar mengirimkan tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Pengiriman pasukan Demak ke Jawa Barat bertujuan buat mengusir bangsa Portugis. Tahun 1527 Fatahillah beserta para pengikutnya berhasil mengusir Portugis menurut Sunda Kelapa. Dan mulai saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya sebagai Jayakarta yg ialah kemenangan yang sempurna, kini kota Jayakarta kita kenal menggunakan sebutan Jakarta.

Sultan Trenggono memiliki keinginan buat menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan kerajaan Demak. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut Sultan Trenggono merogoh langkah sebagai berikut:

a. Menyerang Jawa Barat (Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon ) dipimpin Fatahillah

b. Menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur (kerajaan Hindu Supit Urang) dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil bahkan Sultan Trenggono sendiri mangkat dalam peperangan tersebut.

C. Mengadakan perkawinan politik. Misalnya:

  1. Fatahillah dijodohkan dengan adiknya.
  2. Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara)
  3. Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya (adipati Pajang).
  4. Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon ).

Sebuah pelajaran menurut sejarah bahwa perebutan kekuasaan & perpecahan menurut dalam akan membahayakan kesatuan & persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar menurut sejarah Kerajaan Demak bila nir ingin hancur, bukan tidak mungkin apabila para penguasa negeri ini melakukan kesalahan yg sama maka nasib negeri ini akan seperti Kerajaan Demak.

Sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di Kerajaan Demak

SEMINAI

Pada tulisan ini akan di jelaskan tentang dari mula Demak, sebagai suatu Kerajaan dan hingga sebagai Kerajaan islam. Berikut ini adalah penjelasannya:

Demak sebelumnya adalah sebuah daerah yang dikenal menggunakan nama Bintoro atau Gelagah wangi yang merupakan wilayah kadipaten pada bawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan sentra pemerintahannya di daerah Bintoro pada muara sungai, yg dikelilingi sang wilayah rawa yang luas pada perairan Laut Muria.

Dalam bukunya yang berjudul ?Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara? (1963), Mohammad Ali menulis bahwa pada suatu insiden Raden Patah diperintahkan sang gurunya, Sunan Ampel berdasarkan Surabaya, supaya merantau ke barat dan bermukim pada sebuah loka yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur pada daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah hingga ke wilayah rawa pada tepi selatan Pulau Muryo (Muria), sebuah kawasan rawa-rawa akbar yg menutup laut (atau lebih tepatnya sebuah selat) yg memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa. Kemudian loka tadi dinamai Raden Patah menjadi ?Demak".

sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di Kerajaan Demak

Berdirinya kerajaan Demak sendiri tidak mampu tanggal menurut sejarah kerajaan Majapahit yang berkuasa di pulau Jawa. Majapahit menjadi sebuah kerajaan besar pada Nusantara yg mempunyai Mahapatih Gadjah Mada dengan sumpah Palapanya, kurang lebih akhir abad ke-15 mulai mengalami masa-masa keruntuhannya. Pada ketika itulah secara simpel wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri menurut Majapahit.

Wilayah-daerah yg terbagi menjadi kadipaten-kadipaten tersebut kemudian saling serang dan saling mengklaim menjadi pewaris tahta Majapahit. Pada masa itu arus kekuasaan mengerucut dalam 2 adipati, yaitu Raden Patah yang menerima dukungan menurut Walisongo & Ki Ageng Pengging menerima dukungan dari Syekh Siti Jenar.

Menurut Slamet Muljana (2005), Raden Patah diangkat sebagai bupati sang Prabu Brawijaya dan Gelagah Wangi diganti namanya dengan ?Demak? Dengan mak kota bernama ?Bintara?. Dari nama daerah baru itulah Raden Patah lalu dikenal sebagai Pangeran Bintara di kaki Gunung Muria.

sejarah Berdirinya dan Masuknya Islam di Kerajaan Demak
Peta demak

Setelah merasa kuat lantaran mempunyai wilayah yg strategis & mempunyai dukungan baik dari Walisongo & kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, maka para wali memerintahkan agar Raden Patah menjadikan Demak menjadi kerajaan Islam & memisahkan diri dari kerajaan Majapahit. Tekad buat mendirikan kerajaan Demak yg merdeka menjadi semakin bulat mengingat daerah Demak memiliki peluang buat berkembang pesat menjadi kota besar dan sentra perdagangan.

Raden Patah kemudian mengumpulkan para pengikutnya, baik dari masyarakat Jawa maupun Cina, buat melakukan perlawanan terhadap kerajaan Majapahit. Dalam perlawanan itu, Radeng Patah jua menerima donasi dari beberapa wilayah lain pada Jawa yg sudah memeluk agama Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik. Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Raden Patah pun lalu mendirikan kerajaan Islam Demak.

Dalam cerita yang lain, setelah merobohkan Majapahit, Raden Patah lalu memindahkan seluruh alat upacara kerajaan & pusaka Majapahit ke Demak menjadi lambang permanen berlangsungnya kerajaan kesatuan Majapahit tetapi dalam bentuk baru di Demak.

Ada poly versi mengenai tahun berdirinya kerajaan Demak. Menurut Slamet Muljana pada buku ?Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam pada Nusantara," kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 atau setahun sebelum berdirinya masjid Agung Demak. Sementara kebanyakan sejarawan beropini bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1500. Asumsi yg mereka bangun merupakan bahwa perlu rentang ketika 21 tahun sejak didirikannya Masjid Demak buat menciptakan fondasi kemasyarakatan dan menyusun kekuatan di Demak.

Raden Patah atau Jin Bun adalah keliru seorang keturunan Raja Brawijaya berdasarkan galat seseorang istrinya yang dianggap Putri Cina. Dikisahkan bahwa dalam awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu berdasarkan Dinasti Ming mengirimkan seorang Putri yang cantik pada Raja Brawijaya pada kerajaan Majapahit menjadi tanda persahabatan antara ke 2 negara. Putri yang manis & pandai ini segera merebut perhatian & mendapatkan loka yg istimewa di hati Brawijaya. Semua kemauan yg diinginkan oleh putri manis ini dituruti sang Raja Brawijaya.

Namun karena Ratu Dwarawati, sang permaisuri yg asal menurut Campa, merasa cemburu terhadap Putri Cina tadi, terpaksa Raja Brawijaya memberikan Putri Cina yg sedang mengandung pada Arya Damar yang kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah di Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tersebut dan melahirkan anak pria yg lalu diberi nama Raden Kusen. Dengan demikian maka Raden Patah dan Raden Kusen merupakan saudara sekandung seibu tapi berlainan ayah.

Lantaran menolak buat menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah & Raden Kusen lalu berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal

Brawijaya memberikan Putri Cina yg sedang mengandung kepada Arya Damar yg kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah pada Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tadi & melahirkan anak laki-laki yg lalu diberi nama Raden Kusen. Dengan demikian maka Raden Patah & Raden Kusen merupakan saudara sekandung seibu akan tetapi berlainan ayah.

Lantaran menolak buat menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah & Raden Kusen lalu berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal

dagang yang menuju Surabaya & menjadi santri di pesantren Ampel Denta (Ngampel Denta). Di sana, Raden Patah memeriksa ajaran Islam beserta murid-murid Sunan Ampel yg lainnya seperti Raden Paku (Sunan Giri), Maulana Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kasim (Sunan Drajat). Sementara Raden Kusen kembali ke Majapahit & diangkat sebagai adipati Terung sang Prabu Brawijaya. Di Ngampel Denta, Raden Patah diangkat menjadi menantu oleh Sunan Ampel yg dinikahkan menggunakan cucu perempuannya, anak sulung berdasarkan Nyai Gede Waloka. Setelah

menikah, Raden Patah pindah ke Jawa Tengah & mendirikan pesantren yg diberi nama Glagah wangi, lalu mengajarkan kepercayaan Islam pada penduduk lebih kurang.

Semakin usang pesantren Glagah wangi makin maju & mengakibatkan Prabu Brawijaya menjadi risi apabila Raden Patah mempunyai niat untuk memberontak. Prabu Brawijaya akhirnya memutuskan memberi perintah terhadap Raden Kusen buat memanggil Raden Patah datang ke Majapahit. Setelah Raden Patah sepakat datang ke Majapahit, Prabu Brawijaya malah merasa terkesan dan mengakui kembali Raden Patah menjadi putranya.

Raja-Raja yg Memerintah Kerajaan Demak

Raja-raja yg memerintah pada kerajaan Demak antara Iain:

1. Raden Patah ( 1500-1518)

Nama kecil Raden Patah adalah Pangeran Jimbun dan setelah sebagai raja Raden Patah bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Kerajaan Demak sebagai kerajaan besar dan sebagai sentra penyebaran agama Islam yang krusial Pada masa pemerintahan Raden Patah. Untuk itu atas perintah para wali, dibangunlah Masjid Agung Demak menjadi lambang kekuasaan Islam di wilayah Demak.

Menjadi keuntungan tersendiri bagi Demak waktu jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, dikarenakan posisi Demak menjadi semakin penting, baik pada arti dan peranannya sebagai sentra penyebaran agama Islam juga sebagai penghubung pada perdagangan rempah-rempah yang telah berlangsung ratusan tahun sebelumnya.

Namun, pada sisi lain berkembangnya Demak menjadi sentra perdagangan rempah-rempah pula merupakan ancaman bagi kekuasaan Demak lantaran pasti akan sebagai perhatian menurut Portugis. Oleh karena itu sebelum Portugis datang ke Demak, dalam tahun 1513 Demak terlebih dahulu mengirimkan armadanya buat menyerang Portugis di Malaka dibawa pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah. Serangan yg dibantu sang Aceh dan Palembang itu gagal lantaran kualitas persenjataan yang kurang memadai.

2. Pemerintahan Pati Unus (1518-1521)

Wafatnya Raden Patah Pada tahun 1518 mengakibatkan Pati Unus yg nir Iain merupakan putra berdasarkan Raden Patah itu sendiri menjadi penerus kerajaan. Pati Unus populer menjadi panglima perang yang gagah berani dan jua pemimpin perlawanan terhadap Portugis pada Malaka menggunakan ratusan kapal menurut Jawa. Lantaran keberaniannya itulah dia menerima julukan Pangeran Sabrang Ior. Ia jua terbilang cerdik dalam strategi perang, Pati Unus mengirimkan Katir untuk mengadakan blokade terhadap Portugis pada Malaka, sebagai akibatnya mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makan.

3. Pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546)

Pati Unus tidak memiliki putra. Ketika dia wafat, sehingga tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yg bernama Raden Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah Demak mencapai masa kejayaan. La dikenal sebagai raja yg bijaksana dan gagah berani seperti kakaknya Pati Unus. Wilayah kekuasaan yg berhasil ditaklukkannya bahkan terbilang sangat luas dibandingkan menggunakan masa pemerintahan Raden Patah yaitu meliputi Jawa Timur & Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Raden Trenggono Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat & merencanakan mendirikan benteng Sunda Kelapa buat berlindung dari serangan yang mungkin dilakukan oleh Demak.

Sesuai prediksi oleh Portugis akhirnya dalam tahun 1522 Sultan Trenggono sahih-benar mengirimkan tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Pengiriman pasukan Demak ke Jawa Barat bertujuan buat mengusir bangsa Portugis. Tahun 1527 Fatahillah beserta para pengikutnya berhasil mengusir Portugis menurut Sunda Kelapa. Dan mulai saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya sebagai Jayakarta yg ialah kemenangan yang sempurna, kini kota Jayakarta kita kenal menggunakan sebutan Jakarta.

Sultan Trenggono memiliki keinginan buat menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan kerajaan Demak. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut Sultan Trenggono merogoh langkah sebagai berikut:

a. Menyerang Jawa Barat (Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon ) dipimpin Fatahillah

b. Menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur (kerajaan Hindu Supit Urang) dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil bahkan Sultan Trenggono sendiri mangkat dalam peperangan tersebut.

C. Mengadakan perkawinan politik. Misalnya:

  1. Fatahillah dijodohkan dengan adiknya.
  2. Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara)
  3. Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya (adipati Pajang).
  4. Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon ).

Sebuah pelajaran menurut sejarah bahwa perebutan kekuasaan & perpecahan menurut dalam akan membahayakan kesatuan & persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar menurut sejarah Kerajaan Demak bila nir ingin hancur, bukan tidak mungkin apabila para penguasa negeri ini melakukan kesalahan yg sama maka nasib negeri ini akan seperti Kerajaan Demak.

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.