Social Items

A. Manajemen Kebidanan SOAP

Pada implementasinya metode SOAP adalah metode yang digunakan Bidan dalam mendokumentasikan asuhannya. Bidan pada melaksanakan asuhan harus berpedoman dalam pola pikir manajemen kebidanan atau proses penatalaksanaan kebidanan.

Manajemen Kebidanan SOAP
Manajemen kebidanan

Dalam sebuah tulisan Varney 1997, mengemukakan sebuah pendapat bahwa penatalaksanaan kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yg dipakai menjadi metode buat mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Adapun manajemen kebidanan itu sendiri terdiri berdasarkan 7 langkah yaitu pengumpulan data, interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/ perkara potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, planning yang menyeluruh, pelaksanaan perencanaan & evaluasi.

Tujuan pembelajaran kali ini merupakan mahasiswa mampu menyebutkan metode pendokumentasian menggunakan pendekatan SOAP dan bisa menerapkan metode pendokumentasian SOAP ke dalam studi kasus.

Pembahasan ini merupakan dasar dari proses pendokumentasian asuhan kebidanan yg harus selalu dilakukan sang bidan. Oleh karena itu materi ini perlu diperhatikan & dipahami menggunakan baik sebagai akibatnya pada praktiknya Bidan sanggup menjalankan manajemen kebidanan dalam setiap asuhan & bisa mendokumentasikan asuhannya dengan metode SOAP menggunakan baik.

Baca jua: 24 Standar pelayanan kebidanan

1. Isi Pembahasan

Manajemen kebidanan adalah metode yg digunakan atau dipakai oleh bidan pada menaruh asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan adalah alur pikir bidan dalam memecahkan kasus atau pada pengambilan keputusan klinis. Asuhan kebidanan yg diberikan harus dicatat secara sahih, sederhana, kentara dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian. Metode pendokumentasian yg digunakan pada asuhan kebidanan adalah menggunakan SOAP.

Metode dokumentasi adalah pendekatan SOAP disarikan sebagai proses pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP dipakai buat mendokumentasikan asuhan pasien pada rekam medis pasien sebagai catatan kemajuan.

SOAP meruapakan bentuk catatan yg bersifat sederhana, tertulis, kentara, & logis. Metode SOAP juga dikenal menggunakan metode 4 langkah yg terdiri dari :

S : Data Subjektif

Catatan ini herbi kasus sudut pandang pasien. Mimik pasien mengenai keluhan & kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan eksklusif atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

Pada orang yang bisu, di bagian data pada belakang ?S? Diberi

pertanda ?O? Atau ?X? Ini berarti sebuah kode yg menandakan orang itu bisu. Data subyektif menguatkan diagnosa yg akan dibuat.

Contoh: hasil anamnesa dari mak : ?Merasa hamil 9 bulan. Sering pusing, haid terakhir tanggal 05-01-2003. Kehamilan yg ke 2, & nir pernah keguguran?.

O: Data Objektif

Data tadi memperlihatkan bahwa bukti tanda-tanda klinis pasien & warta yg herbi diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yg jujur, liputan kajian teknologi (output laboratorium, sinar X,USG, dan lain-lain) & berita menurut famili atau orang lain bisa dimasukkan pada kategori ini. Telah bisa diobservasi sang bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yg akan ditegakkan.

Contoh: output inspeksi fisik dan laboratorium : TFU 34 centimeter, letak janin memanjang, punggung kanan, letak kepala. DJJ 120 X/mnt, tekanan darah 150/90 mmHg, Hb. 11 gr %, protein urin positif.

A : Analisa/Assessment

Dalam SOAP notes buat termin assessment mencakup tiga langkah manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial, & tetapkan kebutuhan tindakan/penanganan segera.

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau liputan subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Lantaran keadaan pasien terus berubah & selalu muncul warta baru baik objektif & subjektif, dan tak jarang diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses yg dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yg penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan mengklaim sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan bisa diikuti sebagai akibatnya dapat diambil tindakan yg tepat.

Pada termin ini identifikasi perkara atau diagnosa potensial lain menurut rangkaian masalah & diagnosa yg telah diidentifikasi. Pilihan ini pada butuh antisipasi, mungkin perlunya dilakukan tindakan pencegahan sang bidan, sambil mengamati pasien/ klien tadi, bidan/ petugas kesehatan dibutuhkan dapat bersiap-siap jika diagnosa perkara potensial ini benar-benar terjadi.

Pada langkah tiga ini petugas kesehatan/ bidan dituntut buat mampu mengantisipasi jika masalah potensial tidak hanya merumuskan perkara potensial yg akan terjadi namun jua merumuskan tindakan antisipasi supaya perkara atau diagnosa potensial nir terjadi. Sehingga langkah ini benar adalah langkah yg bersifat antisipasi yg rasional/logis. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau buat dikonsultasikan atau ditangani beserta dengan anggota tim kesehatan yang lain sinkron menggunakan kondisi klien.

Contoh:

  • Diagnosa: Ibu G2P1A0 gravida 36 minggu, janin tunggal hidup intrauterin dengan preeklamsi ringan.
  • Masalah potensial : pre-eklamsi berat.
  • Antisipasi masalah potensial : observasi tanda dan gejala PEB
  • Kebutuhan tindakan segera : tidak ada
Baca jua: Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (1997)

P : Plan/Planning = perencanaan

Tindakan atau usaha saat itu atau yang akan tiba, buat mengusahakan tercapainya keadaan klien yang sebaik mungkin atau mempertahankan/menjaga kesejahteraannya. Langka ini termasuk dalam kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang wajib dicapai dalam batas ketika tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan pada kesehatan & harus mendukung planning dokter jika melakukan kolaborasi.

Strategi asuhan yang menyeluruh tidak hanya mencakup yang telah teridentifikasi menurut kondisi pasien/ klien atau menurut setiap kendala atau perseteruan yg terkaitan akan namun jua berdasarkan kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tadi seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

Contoh Perencanaan: Menjelaskan mengenai keadaan kehamilan dan bahaya pre eklamsi ringan terhadap ibu dan bayinya Menjelaskan pertanda-indikasi bahaya & tindakan yg wajib segera dilakukan apabila masih ada tanda tadi Menganjurkan ibu untuk kontrol TD dan antenatal setiap 1 minggu sekali :

  • Minggu I : G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu, keadaan ibu dan janin baik; TD 140/90 mmHg, protein uri (-)
  • Minggu II: G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu, keadaan ibu dan janin baik, TD 130/90 mmHg, protein uri (-)
  • Minggu III: GZPlAO usia kehamilan 39 minggu, keadaan ibu dan janin / baik, TD 120/80 mmHg,
Baca jua: Sejarah kebidanan di luar negeri dan di Indonesia

Untuk mendeskripsikan keterkaitan antar manajemen kebidanan sebagai pola pikir menggunakan pendokumentasian menjadi catatan menurut asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

  • Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa : Bidan dalam melaksanakan asuhan harus berdasarkan alur pikir yang jelas yaitu proses manajemen kebidanan atau penatalaksanaan kebidanan.
  • Dari hasil penatalaksanaan asuhan, Bidan berkewajiban untuk membuat pencatatan hasil asuhan secara akurat dan komprehensif sehingga hasilnya berupa pendokumentasian asuhan kebidanan.
  • Metode dalam pendokumentasian SOAP merupakan metode yang distandarkan bagi bidan dalam mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan.
  • Langkah-langkah pada manajemen kebidanan sudah terdapat pada SOAP notes. Nazriah (2009: hlm 62-68)

dua. Kesimpulan

Metode pendokumentasian dengan pendekatan SOAP merupakan suatu metode pendokumentasian yg sederhana, kentara, logis dan tertulis, terdiri menurut 4 komponen dan merupakan intisari dari manajemen kebidanan, sebagai akibatnya kentara terdapat keterkaitan antara SOAP notes menggunakan manajemen kebidanan.

Daftar Pustaka

Nazriah, (2009). Konsep dasar kebidanan. Banda Aceh, yayasan pena.

X

Manajemen Kebidanan SOAP

SEMINAI

A. Manajemen Kebidanan SOAP

Pada implementasinya metode SOAP adalah metode yang digunakan Bidan dalam mendokumentasikan asuhannya. Bidan pada melaksanakan asuhan harus berpedoman dalam pola pikir manajemen kebidanan atau proses penatalaksanaan kebidanan.

Manajemen Kebidanan SOAP
Manajemen kebidanan

Dalam sebuah tulisan Varney 1997, mengemukakan sebuah pendapat bahwa penatalaksanaan kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yg dipakai menjadi metode buat mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Adapun manajemen kebidanan itu sendiri terdiri berdasarkan 7 langkah yaitu pengumpulan data, interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/ perkara potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, planning yang menyeluruh, pelaksanaan perencanaan & evaluasi.

Tujuan pembelajaran kali ini merupakan mahasiswa mampu menyebutkan metode pendokumentasian menggunakan pendekatan SOAP dan bisa menerapkan metode pendokumentasian SOAP ke dalam studi kasus.

Pembahasan ini merupakan dasar dari proses pendokumentasian asuhan kebidanan yg harus selalu dilakukan sang bidan. Oleh karena itu materi ini perlu diperhatikan & dipahami menggunakan baik sebagai akibatnya pada praktiknya Bidan sanggup menjalankan manajemen kebidanan dalam setiap asuhan & bisa mendokumentasikan asuhannya dengan metode SOAP menggunakan baik.

Baca jua: 24 Standar pelayanan kebidanan

1. Isi Pembahasan

Manajemen kebidanan adalah metode yg digunakan atau dipakai oleh bidan pada menaruh asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan adalah alur pikir bidan dalam memecahkan kasus atau pada pengambilan keputusan klinis. Asuhan kebidanan yg diberikan harus dicatat secara sahih, sederhana, kentara dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian. Metode pendokumentasian yg digunakan pada asuhan kebidanan adalah menggunakan SOAP.

Metode dokumentasi adalah pendekatan SOAP disarikan sebagai proses pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP dipakai buat mendokumentasikan asuhan pasien pada rekam medis pasien sebagai catatan kemajuan.

SOAP meruapakan bentuk catatan yg bersifat sederhana, tertulis, kentara, & logis. Metode SOAP juga dikenal menggunakan metode 4 langkah yg terdiri dari :

S : Data Subjektif

Catatan ini herbi kasus sudut pandang pasien. Mimik pasien mengenai keluhan & kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan eksklusif atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

Pada orang yang bisu, di bagian data pada belakang ?S? Diberi

pertanda ?O? Atau ?X? Ini berarti sebuah kode yg menandakan orang itu bisu. Data subyektif menguatkan diagnosa yg akan dibuat.

Contoh: hasil anamnesa dari mak : ?Merasa hamil 9 bulan. Sering pusing, haid terakhir tanggal 05-01-2003. Kehamilan yg ke 2, & nir pernah keguguran?.

O: Data Objektif

Data tadi memperlihatkan bahwa bukti tanda-tanda klinis pasien & warta yg herbi diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yg jujur, liputan kajian teknologi (output laboratorium, sinar X,USG, dan lain-lain) & berita menurut famili atau orang lain bisa dimasukkan pada kategori ini. Telah bisa diobservasi sang bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yg akan ditegakkan.

Contoh: output inspeksi fisik dan laboratorium : TFU 34 centimeter, letak janin memanjang, punggung kanan, letak kepala. DJJ 120 X/mnt, tekanan darah 150/90 mmHg, Hb. 11 gr %, protein urin positif.

A : Analisa/Assessment

Dalam SOAP notes buat termin assessment mencakup tiga langkah manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial, & tetapkan kebutuhan tindakan/penanganan segera.

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau liputan subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Lantaran keadaan pasien terus berubah & selalu muncul warta baru baik objektif & subjektif, dan tak jarang diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses yg dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yg penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan mengklaim sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan bisa diikuti sebagai akibatnya dapat diambil tindakan yg tepat.

Pada termin ini identifikasi perkara atau diagnosa potensial lain menurut rangkaian masalah & diagnosa yg telah diidentifikasi. Pilihan ini pada butuh antisipasi, mungkin perlunya dilakukan tindakan pencegahan sang bidan, sambil mengamati pasien/ klien tadi, bidan/ petugas kesehatan dibutuhkan dapat bersiap-siap jika diagnosa perkara potensial ini benar-benar terjadi.

Pada langkah tiga ini petugas kesehatan/ bidan dituntut buat mampu mengantisipasi jika masalah potensial tidak hanya merumuskan perkara potensial yg akan terjadi namun jua merumuskan tindakan antisipasi supaya perkara atau diagnosa potensial nir terjadi. Sehingga langkah ini benar adalah langkah yg bersifat antisipasi yg rasional/logis. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau buat dikonsultasikan atau ditangani beserta dengan anggota tim kesehatan yang lain sinkron menggunakan kondisi klien.

Contoh:

  • Diagnosa: Ibu G2P1A0 gravida 36 minggu, janin tunggal hidup intrauterin dengan preeklamsi ringan.
  • Masalah potensial : pre-eklamsi berat.
  • Antisipasi masalah potensial : observasi tanda dan gejala PEB
  • Kebutuhan tindakan segera : tidak ada
Baca jua: Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (1997)

P : Plan/Planning = perencanaan

Tindakan atau usaha saat itu atau yang akan tiba, buat mengusahakan tercapainya keadaan klien yang sebaik mungkin atau mempertahankan/menjaga kesejahteraannya. Langka ini termasuk dalam kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang wajib dicapai dalam batas ketika tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan pada kesehatan & harus mendukung planning dokter jika melakukan kolaborasi.

Strategi asuhan yang menyeluruh tidak hanya mencakup yang telah teridentifikasi menurut kondisi pasien/ klien atau menurut setiap kendala atau perseteruan yg terkaitan akan namun jua berdasarkan kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tadi seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

Contoh Perencanaan: Menjelaskan mengenai keadaan kehamilan dan bahaya pre eklamsi ringan terhadap ibu dan bayinya Menjelaskan pertanda-indikasi bahaya & tindakan yg wajib segera dilakukan apabila masih ada tanda tadi Menganjurkan ibu untuk kontrol TD dan antenatal setiap 1 minggu sekali :

  • Minggu I : G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu, keadaan ibu dan janin baik; TD 140/90 mmHg, protein uri (-)
  • Minggu II: G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu, keadaan ibu dan janin baik, TD 130/90 mmHg, protein uri (-)
  • Minggu III: GZPlAO usia kehamilan 39 minggu, keadaan ibu dan janin / baik, TD 120/80 mmHg,
Baca jua: Sejarah kebidanan di luar negeri dan di Indonesia

Untuk mendeskripsikan keterkaitan antar manajemen kebidanan sebagai pola pikir menggunakan pendokumentasian menjadi catatan menurut asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

  • Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa : Bidan dalam melaksanakan asuhan harus berdasarkan alur pikir yang jelas yaitu proses manajemen kebidanan atau penatalaksanaan kebidanan.
  • Dari hasil penatalaksanaan asuhan, Bidan berkewajiban untuk membuat pencatatan hasil asuhan secara akurat dan komprehensif sehingga hasilnya berupa pendokumentasian asuhan kebidanan.
  • Metode dalam pendokumentasian SOAP merupakan metode yang distandarkan bagi bidan dalam mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan.
  • Langkah-langkah pada manajemen kebidanan sudah terdapat pada SOAP notes. Nazriah (2009: hlm 62-68)

dua. Kesimpulan

Metode pendokumentasian dengan pendekatan SOAP merupakan suatu metode pendokumentasian yg sederhana, kentara, logis dan tertulis, terdiri menurut 4 komponen dan merupakan intisari dari manajemen kebidanan, sebagai akibatnya kentara terdapat keterkaitan antara SOAP notes menggunakan manajemen kebidanan.

Daftar Pustaka

Nazriah, (2009). Konsep dasar kebidanan. Banda Aceh, yayasan pena.

X

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.