Social Items

Dalam kata asing, panjat tebing diklaim jua rock climbing. Panjat tebing merupakan galat satu jenis olahraga alam bebas yg cukup menantang adrenalin, di mana para pemanjatnya haruslah orang yg berani dengan ketinggian buat menanjaki daerah yg umumnya berkontur batuan tebing.

Sejarah Panjat Tebing Lengkap
Panjat Tebing

Dalam olahraga ini, dibutuhkan jua teknik & alat-indera eksklusif buat menunjang keselamatan.

A. Sejarah panjat tebing

Dalam bepergian hayati manusia, panjat tebing adalah hal yg nir dapat dipisahkan berdasarkan kegiatan keseharian, sebelum majemuk ketenangan timbul seiring perkembangan zaman. Pada masa kemudian, pemanjatan tebing dilakukan dalam proses pengembaraan manusia menemukan wilayah tinggal atau melindungi diri menurut ancaman hewan buas. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan insan pada melakukan panjat tebing adalah bagian dari adaptasi terhadap syarat alam.

Sejalan menggunakan karakter manusia yang getol bertualang dan mencapai kemampuan aporisma, dalam masa sebelum Perang Dunia 1, sekira tahun 1910, masyarakat Eropa mulai mengenal panjat tebing sebagai kegiatan yang dilakukan para tentara buat mencapai tebing-tebing menggunakan ketinggian eksklusif & dengan menggunakan alat-alat donasi. Peralatan yg dipakai adalah tali tebal, cincin kait (carabiner), & paku tebing (pitan) yg terbuat dari baja. Kala itu, pemanjatan tebing dilakukan pada rangka menaklukkan gunung-gunung es dengan mengusung pujian negara yang diwakili.

Di Indonesia, olahraga ini termasuk ke pada olahraga petualangan di alam bebas dan sudah dilakukan dari tahun 1960 sang TNI serta anggota pecinta alam mahasiswa. Dalam perkembangan olahraga ini, pada lepas 21 April 1988 berdirilah organisasi Federasi Panjat Gunung & Panjat Tebing Indonesia (FPGTI) yg mewadahi kegiatan generasi muda pada olahraga panjat tebing. Seiring menggunakan pemahaman yg berkembang, panjat tebing dipercaya sebagai divisi terpisah dari pendakian gunung. Oleh karena itu, FPGTI berganti nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia).

Dari tahun 1992, FPTI telah sebagai anggota organisasi panjat tebing internasional yang dikenal menggunakan Union Internationale des Association d Alpinisme (UIAA) dan sebagai organisasi yg diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia. Pada tahun 1996, panjat tebing tergabung dalam galat satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahgara Nasional (PON).

B. Teknik Dasar Panjat tebing

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai teknik dasar panjat tebing.

  1. Tangan dan kaki merupakan tumpuan gerakan. Agar tidak cepat lelah, gunakan kaki sebagai tumpuan utama, bukan tangan.
  2. Perhatikan keseimbangan tubuh, hindari kaki kanan dan tangan kanan menjadi tumpuan secara bersamaan karena akan menimbulkan door effect.
  3. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk menjaga keseimbangan pada poin-poin yang berlubang dan gunakan teknik cubitan tiga jari untuk poin yang kecil.
  4. Perhatikan prosedur keselamatan seperti posisi tali, kaitan pada cincin kait, dan simpul yang digunakan.

Selain beberapa hal di atas, pada teknik dasar perlu diketahui juga jenis pegangan dan aba-aba pemanjatan menjadi berikut.

  1. Pegangan biasa (open grip), merupakan pegangan berupa poin besar dapat menggunakan seluruh telapak tangan untuk memegang.
  2. Pegangan cubit (cling grip), merupakan pegangan poin kecil, sehingga memegangnya seperti mencubit.
  3. Pegangan vertikal (vertical grip), merupakan pegangan yang berbentuk vertikal yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian melalui gerak dorongan tubuh.
  4. Pegangan lubang (pocket grip), merupakan poin besar yang memiliki lubang untuk pegangan tangan ditambah bantuan kekuatan jari telunjuk.
  5. Aba-aba memulai pemanjatan adalah mengatakan belay on dari pemanjat kepada belayer (orang yang mengamankan pemanjat dengan tali yang digunakan) dan dijawab on belay. Tanpa jawaban tersebut, seorang pemanjat dilarang melakukan pemanjatan.
  6. Aba-aba full dari pemanjat kepada belayer untuk mengencangkan tali dan aba-aba slag untuk mengendurkan tali.

Baca juga: Olahraga tinju lengkap: sejarah, teknik dasar, peralatan dan ukuran arena

C. Peralatan & Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh pemanjat dan belayer-nya adalah alat-alat penjaga keselamatan. Berikut adalah alat-alat utama pemanjatan dinding tebing protesis.

  • Tali (tali yang digunakan haruslah tali kermantel dinamis, yaitu tali nilon yang dibungkus sulaman mantel dan memiliki kelenturan tertentu)
  • Helm (helm yang digunakan adalah helm khusus pemanjatan yang aman untuk tekanan jatuh dari ketinggian).
  • Harness (alat pengikat pinggang dan panggul yang digunakan untuk mengikatkan tali dan peralatan lainnya).

  • Carabiner (kunci kait yang terbuat dari logam dan telah mendapatkan izin standar keamanan dari UIAA).

  • Chalk bag (kantung tepung magnesium, tempat disimpannya magnesium untuk membuat tangan tidak licin).
  • Atlet diberi kesempatan untuk melakukan observasi jalur.
  • Medan pertandingan merupakan jalur pemanjatan yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara.
  • Penentuan pemenang dilakukan dengan sistem gugur pada setiap babak. Atlet yang cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan harus memberikan surat keterangan dari dokter atau tenaga medis.
  • Pada babak final. atlet yang bertanding dapat digantikan oleh atlet cadangan. Namun, atlet yang sudah digantikan tidak dapat menggantikan atlet lain.
  • Atlet tidak diperkenankan melakukan tindakan yang mengancam keselamatan diri maupun orang lain.

Baca juga: Olahraga Sepeda lengkap: sejarah, teknik dasar, peralatan dan ukuran lintasan

D. Ukuran & Gambar Lapangan

Medan pertandingan panjat tebing adalah dinding tebing protesis. Ketentuan ukuran dinding panjat protesis tertuang dalam aturan kompetisi panjat tebing FPTI pasal 25, yaitu tinggi dinding minimal 15 meter & aporisma 20 meter, lebar masing-masing bagian 5 meter, mempunyai overhang atau posisi miring minimal 20?, dinding mempunyai unsur 3 dimensi, tinggi roof minimal 2 meter.

Untuk kategori eksklusif misalnya boulder, lebar dan ketinggian dinding tidak selaras, ditambah lagi menggunakan letak posisi matras sempurna pada bawah dinding menggunakan ketebalan 30 cm. Selain spesifikasi dinding tebing, yang wajib diperhatikan sebagai area pertandingan adalah luas daerah dinding tebing yang menaruh jarak bagi belayer. Panitia pengambil gambar video, & juri penilai.

Daftar Pustaka

Mikanda Rahmani, 2014. Buku super lengkap olahraga. Jakarta timur, Dunia cerdas

Sejarah Panjat Tebing Lengkap: Sejarah, Teknik Dasar, Peralatan dan Perlengkapan

SEMINAI

Dalam kata asing, panjat tebing diklaim jua rock climbing. Panjat tebing merupakan galat satu jenis olahraga alam bebas yg cukup menantang adrenalin, di mana para pemanjatnya haruslah orang yg berani dengan ketinggian buat menanjaki daerah yg umumnya berkontur batuan tebing.

Sejarah Panjat Tebing Lengkap
Panjat Tebing

Dalam olahraga ini, dibutuhkan jua teknik & alat-indera eksklusif buat menunjang keselamatan.

A. Sejarah panjat tebing

Dalam bepergian hayati manusia, panjat tebing adalah hal yg nir dapat dipisahkan berdasarkan kegiatan keseharian, sebelum majemuk ketenangan timbul seiring perkembangan zaman. Pada masa kemudian, pemanjatan tebing dilakukan dalam proses pengembaraan manusia menemukan wilayah tinggal atau melindungi diri menurut ancaman hewan buas. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan insan pada melakukan panjat tebing adalah bagian dari adaptasi terhadap syarat alam.

Sejalan menggunakan karakter manusia yang getol bertualang dan mencapai kemampuan aporisma, dalam masa sebelum Perang Dunia 1, sekira tahun 1910, masyarakat Eropa mulai mengenal panjat tebing sebagai kegiatan yang dilakukan para tentara buat mencapai tebing-tebing menggunakan ketinggian eksklusif & dengan menggunakan alat-alat donasi. Peralatan yg dipakai adalah tali tebal, cincin kait (carabiner), & paku tebing (pitan) yg terbuat dari baja. Kala itu, pemanjatan tebing dilakukan pada rangka menaklukkan gunung-gunung es dengan mengusung pujian negara yang diwakili.

Di Indonesia, olahraga ini termasuk ke pada olahraga petualangan di alam bebas dan sudah dilakukan dari tahun 1960 sang TNI serta anggota pecinta alam mahasiswa. Dalam perkembangan olahraga ini, pada lepas 21 April 1988 berdirilah organisasi Federasi Panjat Gunung & Panjat Tebing Indonesia (FPGTI) yg mewadahi kegiatan generasi muda pada olahraga panjat tebing. Seiring menggunakan pemahaman yg berkembang, panjat tebing dipercaya sebagai divisi terpisah dari pendakian gunung. Oleh karena itu, FPGTI berganti nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia).

Dari tahun 1992, FPTI telah sebagai anggota organisasi panjat tebing internasional yang dikenal menggunakan Union Internationale des Association d Alpinisme (UIAA) dan sebagai organisasi yg diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia. Pada tahun 1996, panjat tebing tergabung dalam galat satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahgara Nasional (PON).

B. Teknik Dasar Panjat tebing

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai teknik dasar panjat tebing.

  1. Tangan dan kaki merupakan tumpuan gerakan. Agar tidak cepat lelah, gunakan kaki sebagai tumpuan utama, bukan tangan.
  2. Perhatikan keseimbangan tubuh, hindari kaki kanan dan tangan kanan menjadi tumpuan secara bersamaan karena akan menimbulkan door effect.
  3. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk menjaga keseimbangan pada poin-poin yang berlubang dan gunakan teknik cubitan tiga jari untuk poin yang kecil.
  4. Perhatikan prosedur keselamatan seperti posisi tali, kaitan pada cincin kait, dan simpul yang digunakan.

Selain beberapa hal di atas, pada teknik dasar perlu diketahui juga jenis pegangan dan aba-aba pemanjatan menjadi berikut.

  1. Pegangan biasa (open grip), merupakan pegangan berupa poin besar dapat menggunakan seluruh telapak tangan untuk memegang.
  2. Pegangan cubit (cling grip), merupakan pegangan poin kecil, sehingga memegangnya seperti mencubit.
  3. Pegangan vertikal (vertical grip), merupakan pegangan yang berbentuk vertikal yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian melalui gerak dorongan tubuh.
  4. Pegangan lubang (pocket grip), merupakan poin besar yang memiliki lubang untuk pegangan tangan ditambah bantuan kekuatan jari telunjuk.
  5. Aba-aba memulai pemanjatan adalah mengatakan belay on dari pemanjat kepada belayer (orang yang mengamankan pemanjat dengan tali yang digunakan) dan dijawab on belay. Tanpa jawaban tersebut, seorang pemanjat dilarang melakukan pemanjatan.
  6. Aba-aba full dari pemanjat kepada belayer untuk mengencangkan tali dan aba-aba slag untuk mengendurkan tali.

Baca juga: Olahraga tinju lengkap: sejarah, teknik dasar, peralatan dan ukuran arena

C. Peralatan & Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh pemanjat dan belayer-nya adalah alat-alat penjaga keselamatan. Berikut adalah alat-alat utama pemanjatan dinding tebing protesis.

  • Tali (tali yang digunakan haruslah tali kermantel dinamis, yaitu tali nilon yang dibungkus sulaman mantel dan memiliki kelenturan tertentu)
  • Helm (helm yang digunakan adalah helm khusus pemanjatan yang aman untuk tekanan jatuh dari ketinggian).
  • Harness (alat pengikat pinggang dan panggul yang digunakan untuk mengikatkan tali dan peralatan lainnya).

  • Carabiner (kunci kait yang terbuat dari logam dan telah mendapatkan izin standar keamanan dari UIAA).

  • Chalk bag (kantung tepung magnesium, tempat disimpannya magnesium untuk membuat tangan tidak licin).
  • Atlet diberi kesempatan untuk melakukan observasi jalur.
  • Medan pertandingan merupakan jalur pemanjatan yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara.
  • Penentuan pemenang dilakukan dengan sistem gugur pada setiap babak. Atlet yang cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan harus memberikan surat keterangan dari dokter atau tenaga medis.
  • Pada babak final. atlet yang bertanding dapat digantikan oleh atlet cadangan. Namun, atlet yang sudah digantikan tidak dapat menggantikan atlet lain.
  • Atlet tidak diperkenankan melakukan tindakan yang mengancam keselamatan diri maupun orang lain.

Baca juga: Olahraga Sepeda lengkap: sejarah, teknik dasar, peralatan dan ukuran lintasan

D. Ukuran & Gambar Lapangan

Medan pertandingan panjat tebing adalah dinding tebing protesis. Ketentuan ukuran dinding panjat protesis tertuang dalam aturan kompetisi panjat tebing FPTI pasal 25, yaitu tinggi dinding minimal 15 meter & aporisma 20 meter, lebar masing-masing bagian 5 meter, mempunyai overhang atau posisi miring minimal 20?, dinding mempunyai unsur 3 dimensi, tinggi roof minimal 2 meter.

Untuk kategori eksklusif misalnya boulder, lebar dan ketinggian dinding tidak selaras, ditambah lagi menggunakan letak posisi matras sempurna pada bawah dinding menggunakan ketebalan 30 cm. Selain spesifikasi dinding tebing, yang wajib diperhatikan sebagai area pertandingan adalah luas daerah dinding tebing yang menaruh jarak bagi belayer. Panitia pengambil gambar video, & juri penilai.

Daftar Pustaka

Mikanda Rahmani, 2014. Buku super lengkap olahraga. Jakarta timur, Dunia cerdas

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.